PUSAT PELAYANAN ORDER PRODUK VITAMIN TERNAK VITERNA. HUBUNGI CALL CENTRE STOCKIST PT NATURAL NUSANTARA TLPN WA: 085 222 373 224

TEHNIK BUDIDAYA UDANG TEKNOLOGI NASA

CARA BUDIDAYA UDANG DENGAN PRODUK NASA


tehnik budidaya udang


Udang merupakan komoditas yang penting dalam dunia perikanan, karena nilai ekonominya yang tinggi. Ada dua jenis udang yang banyak di budidayakan di indonesia yaitu udang windu (penaeus monodon) dan udang vanemei (lithopenaeus vannamei).

PT Natural Nusantara sejak tahun 2002 telah mempunyai paket teknologi organik (ramah lingkungan) yang memenuhi aspek K3 ( KUANTITAS, KUALITAS dan KELESTARIAN ) untuk meningkatkan produktivitas sekaligus melestarikan kawasan budidaya tambak udang. Teknologi NASA tersebut berupa PUPUK TAMBAK ORGANIK NUSANTARA (TON), Suplemen dan nutrisi VITERNA, POC NASA, HORMONIK serta TANGGUH PROBIOTIK.

Berikut adalah beberapa hal teknis yang harus diperhatikan dalam budidaya udang :

1. Lokasi lahan.

Lokasi lahan yang baik untuk budidaya udang adalah daerah pantai dengan tanah bertekstur liat atau liat berpasir yang mampu menahan air dan tidak mudah pecah. Ada air payai dengan salinitas 0-33 ppt dengan suhu optimal 26-30 derajat C, dan bebas dari pencemaran bahan kimia berbahaya. Mempunyai saluran air masuk/inlet dan saluran air keluar/outlet yang terpisah, mudah mendapatkan sarana produksi yaitu benur, pakan, pupuk, obat obatan dan lain lain. pada tambak yang intensif harus tersedia aliran listrik dari PLN atau GENERATOR sendiri.

2. Berdasarkan intensitas dan padat tebarnya, budidaya udang di bedakan menjadi ;

- tambak tradisional dengan ciri biasanya di lahan pasang surut yang umumnya berupa rawa bakau. ukuran dan bentuk petakan tidak teratur, belum menggunakan pupuk dan obat obatan dan program pakan tidak teratur dan pada tebar rendah.

- Tambak semi intensif dengan ciri lokasi tambak sudah pada daerah terbuka, bentuk petakan teratur tetapi masih berupa petakan yang luas (1-3 ha/petakan), padat penebaran masih rendah, penggunaan pakan buatan masih sedikit.

- Tambak intensif dengan ciri lokasi di daerah yang khusus untuk tambak dalam wilayah yang luas, ukuran petakan dibuat kecil (kurang dari 1 ha), padat tebar tinggi, sudah menggunakan kincir, pupuk serta program pakan baik.

PENGOLAHAN LAHAN

Untuk mendapatkan hasil panen yang baik, sekaligus menjaga kelestarian lingkungan budidaya, wajib hukumnya dilkukan pengolahan lahan yang meliputi :

- Pengangkatan lumpur. Setiap budidaya pasti meninggalkan sisa budidaya yang berupa lumpur organik dari sisa pakan, kotoran udang dan dari udang yang mati. kotoran tersebut harus dikeluarkan dengan cara mekanis menggunakan cangkul atau penyedotan dengan pompa air/alkon.

- Pembalikan tanah. Tanah di dasar tambak perlu di balik dengan cara di bajak atau di cangkul untuk membebaskan gas gas beracun ( H2S dan AMONIAK ) yang terikat pada partikel tanah, untuk menggemburkan tanah dan membunuh bibit penyakit karena terkena sinar matahari /ultra violet.

- Pengapuran untuk menetralkan keasaman tanah, dan membunuh bibit bibit penyakit, di lakukan dengan kapur ZELOIT dan DOLOMIT dengan dosis masing masing 500 kg per ha, atau sesuai keasaman tanah.

- Pengeringan. Setelah tanah di kapur, biarkan hungga tanah menjadi kering dan pecah pecah, untuk membunuh bibit penyakit.

- Perlakuan pupuk TON dan TANGGUH PROBIOTIK. untuk mengembalikan kesuburan lahan serta mempercepat pertumbuhan pakan alami/plankton dan menetralkan senyawa beracun, lahan perlu diberikan perlakuan TON dosis 2,5 kg per ha dan probiotok TANGGUH ke dalam air, kemudian aduk hingga larut. siramkan secara merata ke seluruh areal tambak.

- Pemasukan air. Setelah dibiarkan 3 hari, air di masukan ke tambak. pemasukan air yang pertama setinggi 10-25 cm dan biarkan 3 hari, untuk memberi kesempatan bibit bibit plankton tumbuh setelah di pupuk TON. Setelah itu air di masukan hingga minimal 80 cm. untuk menyuburkan plankton sebelum benur di tebar, air di kapur dengan dolomit atau zeloit dengan dosis 300 kg per ha.

PEMILIHAN BENUR

Benur (benih udang) yang baik mempunyai tingkat kehidupan (survival rate/SR) yang tinggi, daya adaptasi terhadap perubahan lingkungan yang tinggi, berwarna tegas/tidak pucat baik hitam maupun merah, aktif bergerak, sehat dan mempunyai alat tubuh yang lengkap. Penebaran benur dilakukan setelah air jadi, yaitu setelah plankton tumbuh yang ditandai dengan kecerahan air kurang lebih 30-40 cm. penebaran benur di lakukan dengan hati hati, karena masih lemah dan stres pada lingkungan yang baru.

Tahapan penebaran benur adalah :
a. adaptasi suhu. Plastik wadah benur direndam selama 15-30 menit, agar terjadi penyesuaian suhu antara air kolam dan di dalam plastik.
b. adaptasi udara. Plastik di buka dan dilipat pada bagian ujungnya. biarkan terbuka dan terapung selama 15-30 menit agar terjadi pertukaran udara dan udara bebas dengan udara dalam air plastik.
c. adaptasi kadar garam/salinitas. dilakukan dengan cara memercikan air tambak ke dalam plastik selama 10 menit. tujuannya agar terjadi percampuran air yang berbeda salinitasnya, sehingga benur dapat menyesuaikan dengan salinitas air tambak.
d. pengeluaran benur. dilakukan dengan memasukan sebagian ujung plastik ke air tambak. biarkan benur keluar sendiri ke air tambak. sisa benur yang tidak keluar sendiri, dapat di masukan ke tambak dengan hati hati.

PEMELIHARAAN

Pada awal budidaya, sebaiknya di daerah penebaran benur disekat dengan waring atau hapa, untuk memudahkan pemberian pakan. sekat tersebut dapat diperluas sesuai dengan perkembangan udang, setelah 1 minggu sekat dapat dibuka. Pada bulan pertama yang harus diperhatikan adalah kualitas air harus selalu stabil. penambahan atau pergantian air di lakukan dengan hati hati karena udang masih rentan terhadap perubahan kondisi air yang drastis. untuk menjaga kualitas dan kestabilan air, setiap penambahan air baru atau maksimal 15 hari sekali diberi perlakuan TON dengan dosis 1 kg /ha, dan TANGGUH PROBIOTIK dosis 1/2 liter per ha.
Mulai umur 30 hari dilakukan sampling untuk mengetahui perkembangan udang melalui pertambahan berat udang. udang yang normal pada umur 30 hari sudah mencapai size (jumlah udang per kg) 250-300. untuk selanjutnya sampling dilakukan tiap 7-10 hari sekali. produksi bahan organik terlarut yang berasal dari kotoran dan sisa pakan sudah cukup tinggi, oleh karena itu sebaiknya air di beri perlakuan kapur zeloit setiap beberapa hari sekali dengan dosis 400 kg /ha. pada setiap pergantian atau penambahan air baru tetap diberi perlakuan TON dengan dosis 1 kg / ha.
Mulai umur 60 hari ke atas, yang harus di perhatikan adalah manajemen kualitas air dan kontrol terhadap kondisi udang. setiap menunjukan kondisi air yang jelek (ditandai dengan warna keruh, kecerahan rendah) secepatnya dilakukan pergantian air dan perlakuan TON 1 kg per ha. jika konsentrasi bahan organik dalam tambak yang semakin tinggi, menyebabkan kualitas air/lingkungan hidup udang juga semakin menurun, akibatnya udang mudah mengalami stres, yang ditandai dengan tidak mau makan, kotor dan diam di sudut sudut tambak, yang dapat menyebabkan terjadinya kanibalisme.

PANEN

Udang di panen di sebabkan karen tercapainya bobot panen ( panen normal) atau karena terserang penyakit (panen emergency). Panen normal biasanya di lakukan pada umur lebih dari 90 hari, dengan size normal rata rata 40-50. Sedang panen emergency dilakukan jika udang terserang penyakit yang ganas dalam skala luas ( misalnya SEMBV bintik putih). Selain itu ada panen parsial yaitu untuk mengurangi populasi/kepadatan udang. udang yang dipanen dengan syarat mutu yang baik adalah berukuran besar, kulit keras, bersih, licin, bersinar, alat tubuh lengkap, masih hidup dan segar. Saat panen yang baik yaitu malam atau dini hari, agar udang tidak terkena panas sinar matahari sehingga udang yang sudah mati tidak cepat menjadi merah/rusak.


PAKAN UDANG

Pakan udang ada 2 macam, yaitu pakan alami yang terdiri dari plankton, siput siput kecil, cacing kecil, anak serangga dab detritus (sisa hewan dan tumbuhan yang membusuk). Pakan yang lain adalah pakan buatan berupa pelet. pada budidaya yang semi intensif, pakan buatan sangat di perlukan, karena dengan padat penebaran yang tinggi, pakan yang ada tidak akan cukup yang mengakibatkan pertumbuhan udang terhambat dan akan timbul sifat kanibalisme udang. pakan pelet udang di bedakan dengan penomoran yang berbeda sesuai dengan pertumbuhan udang yang normal.

Kebutuhan pakan awal untuk setiap 100.000 ekor adalah 1 kg, selanjutnya tiap 7 hari sekali ditambah 1 kg hingga umur 30 hari. mulai umur tersebut dilakukan cek ancho dengan jumlah pakan di ancho 10% dari pakan yang diberikan. waktu angkat ancho untuk size 1000 - 166 adalah 3 jam, size 166 - 66 adalah 2,5 jam, size 66 - 40 adalah 2,5 jam dan kurang dari 40 adalah 1,5 jam dari pemberian. Untuk meningkatkan pertumbuhan udang, perlu penambahan nutrisi lengkap dalam pakan. untuk itu, pakan harus di campur dengan VITERNA, POC NASA dan HORMONIK yang mengandung mineral mineral penting, protein, lemak dan vitamin dengan dosis 1 tutup botol untuk 2-3 kg pakan. untuk meratakan pencampurannya bisa di tambah dulu dengan air secukupnya.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "TEHNIK BUDIDAYA UDANG TEKNOLOGI NASA"

Posting Komentar

komentarlah yang beretika...!